GEOLISTRIK
A. PENGERTIAN
GEOLISTRIK
Geolistrik adalah metode geofisika aktif yang menggunakan arus
listrik untuk menyelidiki material di bawah permukaan bumi. Metode ini dikenal
dengan geolistrik, atau geoelectric. Istilah “electrical resistivity”, “DC
resistivity”, dan “VES (vertical Electric Sounding)” juga mengacu kepada metode
geofisika aktif ini. Revolusi dan evolusi dalam teknologi instrumentasi dan
teknik prosesing komputer telah menyumbangkan andil yang sangat besar dalam
perkembangan dari survey geolistrik ini. Perkembangan terakhir dari
"multi-channel electrical resistivity system" and
"computer-processing modeling" telah menigkatkan fleksibilitas,
kecepatan, dan efesiensi pekerjaan di lapangan pada survey geolistrik
konvensional. Selain itu, perkembangan terakhir metode ini juga dapat
memfasilitasi aplikasi geofisika ini untuk menyelidiki lingkungan di bawah
permukaan bumi yang lebih kompleks. Sehingga dapat dikatakan bahwa survey
geolistrik dapat membantu dalam memotong waktu dan biaya yang diperlukan dalam
eksplorasi mineral.
` Teknik
pengukuran resistivity lapisan bumi dilakukan dengan mengalirkan arus DC ke
dalam bumi dan mengukur voltase (beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi.
Arus Listrik dan Tegangan disusun dalam sebuah susunan garis linier. Beberapa
susunan garis linier yang umum dipakai adalah: dipole-dipole, pole-pole,
schlumberger, dan wenner.
Survey Geolistrik dapat diaplikasikan pada:
1. Eksplorasi Air Bawah Tanah
2. Eksplorasi Batubara
3. Eksplorasi Emas
4. Eksplorasi Batubesi (Iron Ore)
5. Eksplorasi Mangan
6. Eksplorasi Chromites
B. METODE GEOLISTRIK
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad
Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika
untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan
tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai
tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah
‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu.
Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan
menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di
permukaan tanah diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui
2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak
elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka
tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang
lebih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa
ditembus oleh arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa
disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh
dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari
AB/2.
C.
CARA
KERJA METODE GEOLISTRIK
Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang
menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus serta simetris
terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2
buah elektroda ntegangan (MN) di bagian dalam.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik
yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga
tahanan jenis semu (‘Apparent Resistivity’). Disebut tahanan jenis semu karena
tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak lapisan
batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.
Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak
AB terpendek sampai yang terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma
ganda dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y,
maka akan didapat suatu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data tersebut
bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di bawah permukaan.
D.
KEGUNAAN
GEOLISTRIK
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan
sampai kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan
adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air.
Umumnya yang dicari adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan akifer yang diapit
oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas. ‘Confined’ akifer ini mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh,
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat.
Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang
yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan
bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk
fondasi bangunan.
Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi
(geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu
metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti
keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar